Sunday, December 9, 2018

CONTOH SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENCEGAHAN ANEMIA


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENCEGAHAN ANEMIA

Topik                           :     Anemia
Sub Pokok Bahasan    :     Pencegahan Anemia
Sasaran                        :     Remaja putri yang berumur 13-14 tahun
Target                          :     Remaja putri yang berumur 13-14 tahun di SMA Negeri 1 Kediri  
Hari / Tanggal             :     Senin, 7 Desember 2018
Waktu                         :     07.30-08.00 WIB s/d Selesai
Tempat                        :     SMA Negeri 1 Kediri Tabanan   
Penyuluh                     :     Mahasiswa Akper Kesdam

1.      Latar Belakang
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal jumlah SDM, kuantitas hemoglobin, dan volume packed red blood cells (hematokrit) per 100 ml darah. Dengan demikian, anemia bukan suatu diagnosis melainkan suatu cerminan perubahan patofisiologik yang mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan fisik, dan korfirmasi laboratorium. (Price&Wilson.,2012).
Anemia merupakan gangguan kesehatan yang sering dijumpai pada masyarakat terutama kaum wanita  Penelitian di Baghdad menunjukkan sebesar 17,6 % remaja putri menderita anemia. Penelitian pada remaja putri di Nepal tahun 2009 menunjukkan prevalensi anemia sebesar 78,3%. Menurut Soekirman (2000), saat ini diperkirakan lebih kurang 2.1 milyar orang di dunia menderita anemia gizi besi termasuk pada tingkat berat dan pada negara berkembang terdapat prevalensi anemia pada remaja putri sebesar 17-89 persen (Ruel 2001).Remaja putri sangatlah berpotensi sebagai pederita anemia ini, oleh karena ini penyuluhan anemia sangatlah diprioritaskan kepada remaja putri SMP, SMA, dan sederajat, serta wanita di luar sekolah sebagai upaya strategis. Data dari Departemen Kesehatan tahun 2005 menunjukkan penderita anemia pada remaja putri berjumlah 26,50% dan wanita usia subur (WUS) 26,9%. Hal ini mengindikasikan anemia masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia.
Remaja dalam masa pertumbuhannya pasti memerlukan asupan gizi yang lebih banyak dimbandingkan dengan kelompok usia yang lain. Remaja putri lebih beresiko besar terhadap anemia dari pada remaja putra ataupun pria dikarenakan remaja putri mengalami menstruasi setiap bulannya,hal itu mengharuskan remaja putri haru lebih banyak mengonsumsi zat besi dan zat makanan yang lainnya.
Anemia   disebabkan oleh kehilangannya zat besi karena penyakit infeksi seperti malaria dan cacing. Kehilangan darah akibat infestasi cacing dan malaria karena hemolisis dapat dapat menyebabkan defisiensi zat besi dan anemia. Trauma dapat pula menyebabkan defisiensi zat besi. Infeksi cacing tambang menyebabkan pendarahan pada dinding usus, walaupun sedikit tetapi terjadi terus menerus dan hal itu dapat mengakibatkan hilangnya darah ataupun zat besi. Kehilangan darah tersebut mengakibatkan defisiensi zat besi (WHO 2001).
Semua pasien anemia dapat memperhatikan gejala pucat, tetapi tanda ini dapat timbul timbul lebih awal pada penduduk Kaukasian. Gejala pucat dapat dilihat paling jelas pada konjungtiva mata. Jika anemia semakin berat, dapat terjadi gejala sesak nafas takikardia, dan aritmia jantung sebagai akibat dari hipoksia jaringan. (Chang, et al,.2009)
Hasil studi faktor resiko lainnya menunjukkan bahwa terdapat faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kejadian anemia anatara lain pendidikan, jenis kelamian, wilayah, kebiasaan sarapan, status kesehatan, dan keadaan Indeks Masa Tubuh dalam kategori kurus (Permaesih dan Herman 2005). Kurangnya pendidikan Berdasarkan hasil presurvey terhadap 100 orang siswi di SMK Negeri 1 Terbaggi Besar Lampung Tengah pada bulan September 2011diketahui sebanyak 30 orang siswi ataupun sebesar 30% siswi yang mengalami gejala anemia gizi besi yaitu lemah, letih, lesu mudah mengantuk, nafas pendek, pucat dan nafsu makan berkurang. Dari hasil wawancara terhadap 30 orang siswi yang mengalami gejala tersebut, sebanyak 15 siswi atau 50% diantaranya sedang mengalami menstruasi , dan sebanyak 20 siswi atau sebesar 66% mengatakan memiliki kebasaan selalu minum the bersama pada saat makan serta mengaku belum pernah mendapatkan informasi terkait anemia gizi besi dari guru maupun tenaga kesehatan puskesmas setempat.
Adapun beberapa penanggulangan anemia yang dapat dilakukan dari beberapa dukungan pihak terkait seperti perilaku makan dalam mencegah anemia terutama pengonsumsian zat besi dan protein, pengetahuan dan pendidikan yang baik tentang anemia di tempat pendidikan maupun di lingkungan masyarakat masyarakat, dukungan keluarga terutama ibu dalam menyiapkan beberapa makanan yang dapat mengurangi angka anemia.

2.      Tujuan Umum
Pelajar SMA khususnya remaja putri memahami dan mengerti tentang anemia.

3.      Tujuan Khusus
  1. Pelajar SMA putri dapat menjelaskan pengertian anemia.
  2. Pelajar SMA putri dapat menyebutkan tanda dan gejala dari anemia
  3. Pelajar SMA putri menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia.
  4. Pelajar SMA putri menjelaskan cara pengobatan anemia.

4.      Materi Penyuluhan
  1. Pengertian Anemia
  2. Tanda dan gejala anemia.
  3. Faktor-faktor yang mempengaruhi anemia.
  4. Cara pencegahan dan pengobatan anemia.

5.      Metode
  1. Ceramah
  2. Diskusi

6.      Media
  1. Leaflet
  2. Flipchat

7.      Evaluasi
  1. Jelaskan pengertian anemia!
  2. Sebutkan tanda dan gejala anemia!
  3. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi anemia!
  4. Jelaskan cara pencegahan dan pengobatan anemia!.

8.      Pembagian Tugas
a.   Presentator      : Desak Ayu Putu Dyah Seftiani
b.   Moderator       : Mieska Lorensa
c.   Observer          : Made Darmana
d.   Fasilitator        : Putri Widi Ningsih  
                             
 

9.      Proses Pelaksanaan
No
Waktu
Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Peserta
1.







2.









3.



4.




 5 menit







20 menit









10 menit



5 menit



 
Pembukaan :
1.   Mengucapkan salam
2.   Memperkenalkan diri dan kelompok
3.   Menjelaskan tujuan dan kontrak waktu
4.   Memberikan pertanyaan pembuka

Pelaksanaan
1.   Menjelaskan materi pengertian Anemia
2.   Menjelaskan tanda dan gejala Anemia
3.   Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi anemia.
4.   Menjelaskan cara pencegahan dan pengobatan anemia.

Evaluasi
Menanyakan kembali kepada peserta tentang materi yang telah diberikan

Terminasi
1.      Menyimpulkan kembali materi yang telah disampaikan
2.      Mengucapkan terima kasih atas peran serta dari peserta
3.      Memberikan leaflet
4.      Mengucapkan  salam penutup

Menjawab salam
Memperhatikan

Memperhatikan

Menjawab pertanyaan


Memperhatikan

Memperhatikan


Memperhatikan

Memperhatikan


Menjawab pertanyaan



Memperhatikan

Menjawab salam

Menerima leaflet
Menajwab salam

10.  Evaluasi
a.       Evaluasi Struktur
1)      Pemberitahuan dan perizinan pada staff sekolah dan ketua kelas 2 hari sebelum penyuluhan untuk menyampaikan bahwa jam kosong di kelas X IPA 4 pada hari Senin akan diisi dengan pemberian materi.
2)      Materi dan media penyuluhan sudah tersedia
3)      Materi penyuluhan telah dikonsulkan ke pembimbing 2 hari sebelumnya
4)      Tempat penyuluhan di SMA NEGERI 1 KEDIRI TABANAN.
b.      Evaluasi Proses
1)      25 siswi yang mengikuti penyuluhan kooperatif selama penyuluhan kesehatan berlangsung
2)      Penyuluhan kesehatan dilakukan sesuai materi dan waktu yang telah ditetapkan
3)      Kelompok penyuluh bertugas sesuai perannya
4)      Siswi-siswi  kelas X IPA 4 aktif dalam diskusi
5)      80% dari semua peserta penyuluhan dapat mengikuti penyuluhan sampai selesai
6)      80% dari siswi yang ada di X IPA 4 bersedia mengikuti penyuluhan kesehatan.
c.       Evaluasi Hasil
1)      Peserta dapat menjelaskan kembali pengertian anemia.
2)      Peserta dapat menyebutkan tanda dan gejala anemia.
3)      Peserta dapat menyebutkan 3 dari 5 faktor-faktor yang menyebabkan anemia.
4)      Peserta dapat menjelaskan cara pencegahan dan pengobatan anemia.

11.  Daftar Pustaka
Chang, Esther,dkk.2010.Patofisiologi Aplikasi pada Praktik Keperawatan.Jakarta.:Penerbit Buku Kedokteran EGC

Price, SA, Larraine M.Wilson.2002.Patofisiologi.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC

Robbins & Cotran.2009.Buku Saku Dasar Patologis Penyakit.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.

No comments:

Post a Comment